Home » , » BENYAMIN LAGOWAN: HIV/AIDS DI PAPUA IBARAT PUNCAK GUNUNG ES

BENYAMIN LAGOWAN: HIV/AIDS DI PAPUA IBARAT PUNCAK GUNUNG ES

Ilustrasi kampanye stop AIDS (beritakendal.com)
Jayapura, 6/2 (Jubi) – Aktor dan mahasiswa kedokteran Universitas Cenderawasih, Benyamin Lagowan berpendapat, kasus penyakit Human Immuno Virus dan Human Immuno deficiency virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Bumi Papua, ibarat fenomena gunung es, yang terkuak hanya di permukaannya saja, sejak penyakit itu pertama terdeteksi di Merauke pada awal 90an.
Karena itu, Lagowan mengaku ragu dengan keakuratan data dinas kesehatan Prov. Papua per Triwulan Pertama, yang mengumumkan 13.374 penduduk Papua terinfeksi HIV-AIDS,
Pasalnya, angka orang yang terinfeksi HIV/AIDS itu hanya sebatas yang mampu dijangkau dalam pendataan, belum termasuk yang belum terdata, ini terlihat pada beberapa Kabupaten yang pada laporan kasusnya tidak ada alias nol.
Kebenaran akan data nol itu, baginya menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat, dia mencontohkan Kabupaten Asmat,Sarmi,Waropen yang dilaporkan tidak memilki data kasus penyakit yang meretas kekebalan tubuh manusia itu.
Sementara di Kabupaten Lani Jaya dan Puncak Jaya dan lainnya, jumlah kasusnya tidak sampai mencapai angka duapuluh.
“Apakah data itu benar-benar hasil pendataan dan pemeriksaan yang merata, atau hanya berdasarkan orang yang datang memeriksakan diri. Kalau seperti itu, maka tidak bisa dibantahkan bahwa fenomena gunung es untuk dua penyakit ini masih tetap kokoh,” tulisnya kepada tabloidJubi.com melalui surat eletronik, Kamis, (6/2).
Bintang film “Cinta dari Wamena” ini mengingatkan, kasus HIV-AIDS di Papua lebih dari data yang ada.
Sampai pada titik ini, katanya, data kasus HIV-AIDS yang terungkap hanya puncaknya saja, sedang bagian bawahnya belumlah diketahui karena masih belum terdata alias masih tersembunyi bagaikan bagian dasar es di laut.
Menurutnya, Pemerintah tidak boleh lagi berpaling dari fakta bahwa Papua menduduki peringkat pertama untuk HIV/AIDS pada 2013 kemarin.
Namun agaknya, kata Lagowan, hal ini belum ditanggapi dengan serius oleh para pemangku jabatan di negeri Bangsa Papua ini.
Selain gaya hidup yang ditandai dengan gonta-ganti pasangan, penyakit ini juga dapat menular melalui transfusi darah/ donor darah, atau air susu ibu kepada bayi serta penggunaan jarum suntik bekas pakai.
Namun menurutnya, hal- hal sederhana ini, justru tidak pernah mendapat perhatian serius sehingga kasus ini terus meningkat.
Pada kesempatan terpisah, direktur Yayasan Suara Perempuan Papua, menilai pemerintah tidak memanfaatkan anggaran dengan baik, untuk menekan lajunya virus yang mengancam eksistensi manusia ini.
“Kita dengar anggarannya banyak yang masuk, tetapi kasusnya terus meningkat,”ujarnya kepada media ini.
Menurut dia, kinerja Komisi Penanggulangan HIV AIDS, mulai tingkat provinsi hingga kabupaten tidak maksimal. “Kalau kerjanya hanya sosial yang sifatnya seremonial sangat tidak berdampak,”tukasnya.
Kalau mau, saran pria gimbal ini, pemerintah harus mengubah pola penanggulanganya. Bisa dimulai dengan hal sederhana seperti aksi turun kampung.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2011. KOTEKA PUTRA - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger